Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa mayoritas orang Amerika tidak memiliki tabungan yang memadai untuk menghadapi bencana atau keadaan darurat yang semakin sering terjadi. Hal ini membuatnya semakin sulit bagi mereka untuk pulih dan bertahan dalam menghadapi krisis yang terus-menerus.
Tabungan Darurat Hampir Tidak Ada
Menurut data, hampir 60% orang Amerika tidak memiliki tabungan darurat yang cukup untuk menutupi setidaknya 3 bulan pengeluaran. Bahkan lebih mengkhawatirkan, 30% di antaranya sama sekali tidak memiliki tabungan darurat.
Ini berarti jika terjadi peristiwa yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau bencana alam, sebagian besar masyarakat AS akan mengalami kesulitan keuangan yang serius.
Dampak Krisis Beruntun
Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah menghadapi berbagai krisis beruntun, mulai dari pandemi COVID-19, bencana alam yang semakin sering terjadi, hingga gejolak ekonomi. Sayangnya, kurangnya tabungan membuat banyak orang semakin rentan ketika menghadapi satu krisis setelah krisis lainnya.
Saat bencana terjadi, mereka terpaksa menggunakan kartu kredit, pinjaman, atau sumber daya lain yang bisa mengakibatkan beban utang jangka panjang. Situasi ini membuat mereka semakin sulit untuk pulih dan mempersiapkan diri menghadapi krisis berikutnya.
Pentingnya Edukasi dan Kebijakan
Pakar ekonomi menekankan pentingnya meningkatkan edukasi keuangan bagi masyarakat, serta mendorong kebijakan yang mendukung pembentukan tabungan darurat yang memadai.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat membantu lebih banyak orang Amerika memiliki ketahanan keuangan yang lebih kuat dalam menghadapi masa-masa sulit. Dengan demikian, diharapkan masyarakat AS dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana yang tak kunjung usai.